Panggilan telpon dari telemarketing

“Selamat siang, apa benar ini dengan bapak rizky?”
“Iya benar”
“Apa kabar pak rizky? semoga baik ya pak. Bisa minta waktunya sebentar?”
“Iya kabar baik, silahkan”
“Apa benar bapak pengguna kartu kredit bank berlian?”
“Iya benar”
“Saya Andi dari bank berlian ingin mengucapkan terima kasih atas aktifnya penggunaan kartu kredit bapak selama ini”
“Ohh iya.. ada apa ya pak?”
“Bapak Rizky sebagai nasabah terpilih terdaftar sebagai nasabah asuransi nagci”
“Ohh bapak sebenernya dari Bank atau asuransi?”
“Saya dari asuransi nagci pak”
“Bukan bank?”
“Dari bank juga pak”
“Yang bener yang mana?”
“Asuransi pak Rizky”
“Ohh gitu, maaf pak saya bersamaan ada miting telpon kembali nanti ya” dan langsung gue tutup.

Gue arogan?

Ada alasannya:

  1. Suara cowo atau bapak-bapak. Gue ga minat :p
  2. Di dengar dari suaranya ga seindah dan semerdu orang bank sehingga gue curiga dari asuransi
  3. Dia ngaku dari bank ternyata nawarin asuransi
  4. Gue tanya lagi apakah dari asuransi di jawab dari bank
  5. Ga konsisten jawabnya, gue ragu dan hilang kepercayaan
  6. Gue sudahi percakapan karena dia mau nawarin asuransi

di percakapan lainnya…

“Selamat pagi dengan bapak Rizky?”
“Iya benar bu”
“Apa kabar pak Rizky? semoga sehat terus yaa”
“Alhamdulillah”
“Saya Nita dari bank bmic ingin menyampaikan informasi untuk bapak”
“Iya bu Nita ada info apa?”
“Pak Rizky saat ini masih single?”
“Masih bu. Eh.. maksudnya apa ya bu?”
“Maaf pak” *sambil tertawa cekikikan kecil*
“Maksud saya belum berkeluarga?”
“Ohh belum bu”
“Saya doakan semoga cepat berkeluarga ya pak dan bertemu dengan jodohnya”
“Aminn.. makasih. Ada apa ya bu?”
“Bapak sebagai nasabah terpilih bank bmic mendapatkan kartu kredit tambahan untuk keluarga. Berhubung bapak belum berkeluarga kartu dapat digunakan untuk adik bapak”
“Ooh gitu..”
Berhubung gue ga minat dan bersamaan sedang ada kerjaan telepon langsung gue sudahi.

Kesimpulan dari percakapan diatas:

  1. Suaranya merdu dan enak didengar jadi betah dengerinnya. Dan pasti beneran dari bank
  2. Entahlah apa yang ada dibenaknya tiba-tiba nanya single dan kemudian tertawa kecil. Gue sempat ga ngeh awalnya sampai akhirnya dia tertawa kecil dan gue jadi ketawa juga sambil bilang dalam hati “kok tau ya?”
  3. Ini adalah telemarketing ke-5 yang mendoakan gue untuk tidak lagi jomblo dan semoga cepat berkeluarga. Seandainya berada di facebook pasti gue berikan jempol atau jika di google plus gue berikan +1
  4. Nah.. gue lagi membatasi penambahan kartu karena males bayar montly fee sehingga komunikasi ga gue lanjutkan. Kecuali gue diberikan tambahan limit pasti diterima 😀

Percakapan lainnya…

Saat itu gue berada di kendaraan sedang dalam posisi terjebak macet.
“Selamat siang, benar dengan pak Rizky?”
“Iya selamat siang”
“Saya ibnu dari asuransi xax yang bekerja sama dengan bank sendiri ingin menginformasikan selamat kepada bapak sebagai nasabah terpilih mendapat kesempatan asuransi premium dari kami”
“Ooh.. ini sebenernya asuransi atau bensin pak?”
“Asuransi pak tapi jenis premium”
“Ada ya? Kalau pertamax ada juga?”
“Maaf tidak ada pak, karena bapak nasabah terpilih jadi dapat premium. Nasabah bank lain belum tentu mendapat kesempatan yang sama”
*lalu dia bercerita banyak tentang produk asuransinya. Gue ga inget jadi gue potong disini 😀
“Ooh gitu toh. Begini saja pak, saya tertarik dengan penawaran bapak. Bisa di emailkan saja informasi produk asuransinya?”
“Baik pak. Alamat emailnya apa?”
“Saya eja ya! romeo india zebra ultra papa zebra et gmail dot com”
“Baik pak terima kasih, akan saya email. Nanti mohon dibaca ya pak dan akan saya hubungi kembali besok bisa?”
“Ok saya tunggu emailnya. Besok hubungi saya di jam yang sama saja”
“Baik terima kasih pak Rizky, selamat siang”

Alasan:

  1. Sebenernya gue ga tertarik sama sekali dengan produk asuransi
  2. Untuk menyudahi percakapan gue memotongnya dengan meminta kirim email info produk

Keesokkan harinya..
“Selamat siang pak Rizky saya ibnu dari asuransi xax”
“Ya selamat siang pak ibnu”
“Email dari saya sudah diterima pak?”
“Belum pak”
“Masa sih pak sudah saya kirim kemarin siang”
“Benar pak saya belum terima”
“Saya coba ulangi alamat email bapak ya di romeo india zebra ultra papa zebra et gmail dot com”
“Iya benar itu pak”
“Kok pak Rizky ga terima ya? padahal emailnya sudah benar”
“Pak ibnu nulisnya menjadi rizupz@gmail.com kan?”
“Hah? itu email yang mana pak? saya hanya kirim ke romeo india zebra ultra papa zebra et gmail dot com”

Kesimpulan percakapan diatas:

  1. Pak Ibnu terlalu hi-tech sehingga tidak bisa membedakan antara pengucapan dengan kata yang sebenarnya
  2. Sepertinya baru bekerja menjadi telemarketing 😀
  3. Pengalaman ini sering terjadi disekitar kita :))
  4. Kalo lo masih ga ngerti percakapan diatas, ada yang salah dengan diri lo sendiri Hahaha…

Percakapan diatas merupakan kenyataan yang terjadi di gue selama ini. Dan gue paham orang yang benar berbicara berasal dari bank dan non-bank dapat dilihat dari etika berbicara, nada dan tempo suaranya.

6 comments on “Panggilan telpon dari telemarketing

  1. sandy berkata:

    brilliant

  2. widiari berkata:

    Wĸwĸwĸwĸwĸwĸ

  3. cari berkata:

    anda bekerja sebagai apa dan jabatan anda apa ya? anda itu dimanapun bekerja khususnya staff itu karena hasil2 dan kerja keras sales atau tellemarketing yang anda perbincangkan, trus anda bangga men share cara2 menolak penawaran gitu ??? berdirinya suatu gedung itu kerja keras dari salesman.

  4. cari berkata:

    anda bekerja sebagai apa dan jabatan anda apa ya? anda itu dimanapun bek

  5. cari berkata:

    anda bekerja sebagai apa dan jabatan anda apa ya? anda itu dimanapun bekerja khususnya staff itu karena hasil2 dan kerja keras sales atau tellemarketing yang anda perbincangkan, trus anda bangga men share cara2 menolak penawaran gitu ??? berdirinya suatu gedung itu kerja keras dari salesman.

  6. Miss. X berkata:

    Gk sopan, nilai sesuatu kok dari suara bagus enggaknya. Kalo bagus di bilang bank, kalo jelek dibilang penipuan. Saya kalo jadi HRD tmpat anda kerja nyesel nerima orang seperti ini

Tinggalkan komentar